Selasa, 07 Februari 2012

Geo 7 Peta



Peta
adalah gambar sebagian atau seluruh wilayah permukaan bumi dengan berbagai penampakannya pada suatu bidang datar dan diperkecil menggunakan skala tertentu.

Kartografi : ilmu yang mempelajari tentang peta
Kartograf : orang yang ada dalam bidang perpetaan.


Komponen Peta
  1. Judul Peta
Memuat tema dan daerah yang digambarkan

  2. Skala Peta
Angka yang menunjuka perbandingan jarak pada peta dengan jarak yang sebenarnya di permukaan bumi

 3. Simbol Peta
Tanda-tanda konvensional pada peta untuk mewakili keadaan sesungguhnya pada peta

4. Petunjuk arah (Orientasi)
Secara konvensional, arah atas peta menunjukan arah utara

5. Legenda
Kolom keterangan mengenai simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

6. Garis Astronomis
Garis yang menunjukan koordinat garis lintang dan bujur

7. Garis tepi Peta
Agar peta terlihat rapi, juga sebagai tempat meletakkan angka-angka derajat lintang dan bujur.

8. Inset
Untuk memperlihatkan lokasi yang digambarkan pada peta utama dalam hubungannya dengan daerah sekitarnya

9. Penulisan Nama
Untuk memperjelas arti dari lambang-lambang simbol-simbol yang terdapat dalam peta.

10. Sumber Peta
Untuk mengetahui intansi tempat peta tersebut diperoleh.

 11. Tahun Pembuatan Peta
Untuk mengetahui kemutakhiran data.



JENIS Peta
Peta Umum : peta yang menggambarkan segala penampakan yang ada di permukaan bumi
klik untuk perbesar
Peta Khusus : peta yang menggambarkan penampakan tertentu (khusus)di permukaan bumi.
klik untuk perbesar

Peta Berdasarkan Skala
Peta Berdasarkan Bentuk

1.           Peta  Datar : Peta yang dibuat pada bidang datar seperti kertas, kayu, ataupun triplek

2.            Peta  Timbul : Peta yang dibuat berdasarkan bentuk permukaan bumi yang sebenarnya. Peta ini dibuat seperti bentuk aslinya.
3.           Peta  Digital : Peta yang dibuat dengan program komputer yang ditampilkan di monitor.


Skala Peta
Conform : Dengan skala, peta dapat menggambarkan mirip dengan wujud dan letak yang sebenarnya.
Ekuivalen : Yang sebangun dengan aslinya.
Ekuidistan : Sama dalam jarak serta posisi dengan aslinya.





Geo 8 Dinamika Kependudukan


::Dinamika Kependudukan di Indonesia::

 Jumlah penduduk Indonesia setiap saat selalu berubah. Tiap detik terjadi kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Keadaan itu disebut dinamakan kependudukan di Indonesia.

1.Jumlah Penduduk
 Jumlah penduduk dapat diketahui dengan cara sensus penduduk, registrasi penduduk, dan survei penduduk.
 

a. Sensus Penduduk (cacah jiwa)penghitungan jumlah penduduk oleh Pemerintah dalam jangka waktu tertentu secara serentak. Sensus penduduk dilaksanakan tiap 10 tahun dan dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Pemerintah Indonesia telah melaksanakan sensus penduduk pada tahun 1930,1961,1970, 1980, 1990 dan 2000. Kegiatan sensus penduduk meliputi kegiatan pengumpulan, pengolahan, penilaian, penganalisaan dan penyajian data-data kependudukan. 




Macam-macam sensus penduduk :
-Sensus de facto
yaitu penghitungan/pencacahan terhadap setiap penduduk yang berada di suatu wilayah ketika sensus dilaksanakan.
-Sensus de yure
yaitu penghitungan/pencacahan terhadap penduduk yang benar- benar bertempat tinggal di wilayah yang dilaksanakan sensus. Jadi pendudukyang hanya bertamu atau menumpang tidak ikut di data. 


Beberapa hasil sensus penduduk Indonesia, antara lain:
tahun 1920 = 34,3 juta jiwa
tahun 1980 = 147,5 juta jiwa
tahun 1930 = 60,7 juta jiwa
tahun 1990 = 179,3 juta jiwa


klik untuk diperbesar



b. Survei penduduk :
yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah untuk melakukan penelitian dan menyediakan data statistik kependudukan pada waktu dan tempat tertentu. Survei yang dilakukan meliputi :




-survei ekonomi nasional, 
-survei angkatan kerja nasional dan 
-survei penduduk antar sensus (SUPAS).


c. Registrasi
yaitu proses kegiatan pemerintah yang meliputi pencatatan kelahiran.


2. Perpindahan Penduduk (Migrasi)
Migrasi atau mobilitas penduduk dari satu daerah ke daerah lainnya dapat dikelompokkan menjadi dua:
klik untuk diperbesar


a.Migrasi internasional, yaitu perpindahan penduduk yang dilakukan antar negara.
Migrasi internasional dibedakan menjadi imigrasi dan emigrasi.
1)Imigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara lain ke dalam suatunegara. Contoh orang India masuk ke Indonesia.
2)Emigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara menuju ke negara lain. Contoh orang Indonesia pergi bekerja ke luar negeri, misalnya para Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di Malaysia. 


b.Migrasi nasional, yaitu proses perpindahan penduduk di dalam satu negara. 
Migrasi nasional ini terdiri dari beberapa jenis, yaitu:


1. Migrasi penduduk sementara atau migrasi sirkuler, terdiri dari:
a)penglaju, yaitu perpindahan penduduk dari tempat tinggal asal menuju ke tempat tujuan yang dilakukan setiap hari pulang pergi untuk melakukan suatu pekerjaan. 


b)perpindahan penduduk musiman, maksudnya perpindahan yang dilakukan hanya bersifat sementara pada musim-musim tertentu 
2. Migrasi penduduk menetap meliputi transmigrasi dan urbanisasi.
a. Transmigrasi, yaitu perpindahan dari salah satu wilayah untuk menetap di wilayah lain dalam wilayah negara.
b. Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota atau dari kota kecil ke kota besar.


( 1 ) Faktor–faktor yang mendorong terjadinya urbanisasi, sebagai berikut.
(a)  Lahan pertanian semakin sempit.
(b)  Sulitnya pekerjaan di luar sektor pertanian.
(c)  Banyaknya pengangguran di pedesaan.
(d)  Fasilitas kehidupan sulit didapat.
(e)  Kurangnya fasilitas hiburan.



( 2 ) Faktor penarik di kota, sebagai berikut.
(a)  Lapangan pekerjaan lebih banyak.
(b)  Banyak menyerap tenaga kerja.
(c)  Banyak hiburan.
(d)  Banyak fasilitas kehidupan.





Geo 7 Bentuk Muka Bumi

A. Bentuk Muka Bumi


Bentuk permukaan bumi sangat beraneka ragam. Ada yang bergunung-gunung, ada yang landai, ada jurang, ada lembah, dan beragam bentuk yang lain. Pada zaman dahulu, banyak orang mengira bahwa bumi berbentuk datar, tidak bulat. Orang berpendapat bila ada kapal yang berlayar kemudian menjauhi pantai maka, akan terperosok ke jurang. Pendapat ini kemudian berubah total setelah adanya pembuktian bahwa bentuk bumi sebenarnya bulat.


Bentuk permukaan bumi ada yang melengkung ke atas atau ke bawah, berbukit bahkan menjulang tinggi membentuk gunung. Timbulnya bentuk-bentuk relief muka bumi karena di pengaruhi oleh 2 macam tenaga, yaitu tenaga endogen dan tenaga eksogen


TENAGA ENDOGEN : tenaga yang berasal dari dalam bumi yang bersifat membangun (konstruksif).
Gunung merupakan salah satu contoh pembentukan tenaga endogen


TENAGA EKSOGEN : tenaga yang berasal dari luar bumi dan bersifat merusak (destruktif) , yaitu mampu mengikis relief muka bumi.
Contoh pengkisan permukaaan bumi oleh tenaga eksogen

RELIEF DARATAN  ::

1.  Daratan Rendah : Tanah datar yang luas dan tingginya antara 0 sampai kurang dari 200 m di atas permukaan laut. 
Pantai Timur Pulau Sumatera
2. Daratan Tinggi : Tanah datar yang luas di daerah yang tinggi, ketinggiannya antara 200-1.500 m di atas permukaan laut.


Dataran Tinggi Dieng di Jawa Tengah














3. Bukit : Permukaan bumi yang menjulang ke atas dengan ketinggian tidak lebih dari 600 m di atas permukaan laut.
4. Gunung : Permukaan bumi yang menjulang ke atas.


Gunung Semeru di Pulau Jawa


















RELIEF DASAR LAUT ::
a. Gunung laut : gunung yang kaki-kakinya terletak di dasar laut dan puncaknya menjulang ke bawah atau di atas permukaan laut.
b. Palung laut (trog) : dasar laut yang dalam, sempit, curam dan memanjang yang terjadi akibat penenggelaman terus-menerus.
c. Ambang laut (drempel) : pegunungan atau bukit-bukit di dasar laut.
d. Lubuk laut (basin) : dasar laut yang dalam dan berbentuk bulat cekung yang terjadi akibat merosotnya bagian dasar laut.
e. Dangkalan/paparan (shelf) : dasar laut yang memiliki kedalaman kurang dari 200 m yang dianggap sebagai bagian daratan yang masuk ke dalam laut.

Geo 8 Tanah dan Keanekaragaman hayati


::JENIS – JENIS TANAH::

Indonesia adalah negara kepulauan dengan daratan yang luas dengan jenis tanah yang berbeda-beda. Berikut ini adalah macam-macam / jenis-jenis tanah yang ada di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia:

1. Tanah Humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon di hutan hujan tropis yang lebat.

2. Tanah Pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.



3. Tanah Alluvial / Tanah Endapan
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

4. Tanah Podzolit
Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin.
klik untuk perbesar

5. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.



6. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung.

7. Tanah Mediteran / Tanah Kapur
Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur.



8. Tanah Gambut / Tanah Organosol
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan,Papua dan Sumatera.








::Persebaran Flora & Fauna Di Indonesia::


klik untuk perbesar


Alfred Russel Wallace dan Max Wilhelm Carl Weber adalah orang-orang yang mengelompokkan tipe flora dan fauna Indonesia ke dalam tiga kelompok, yaitu :
1. Fauna Asiatis
Wilayah = Indonesia bagian barat (sumatera, jawa, kalimantan hingga selat makassar dan selat lombok)
Hewan = badak, harimau, orangutan, gajah, dsb.


2. Fauna Peralihan dan Fauna Asli
Wilayah = Indonesia bagian tengah (sulawesi dan nusa tenggara)
Hewan = Babi rusa, kuskus, burung maleo, kera, dll.


3. Fauna Australis
Wilayah = Indonesia bagian timur (papua)
Binatang = Burung cendrawasih, burung kakatua, kangguru, dsb.


- Dalam peta persebaran flora dan fauna Indonesia :
Antara fauna tipe asiatis dan peralihan terdapat garis wallace.
Antara fauna tipe peralihan dan tipe australis terdapat garis weber.

klik untuk perbesar
Kondisi flora dan fauna di setiap daerah dipengaruhi oleh banyak hal seperti :
1. Tinggi rendah dari permukaan laut
2. Jenis tanah
3. Jenis hutan
4. Iklim
5. Pengaruh manusia, dan lain-lain


Geo 8 Pengaruh Posisi & Letak Geografis


Pengaruh Posisi dan Letak Geografis Terhadap Perubahan Musim Di Indonesia

a. Pengaruh Gerak Semu Matahari
1. Bumi bergerak mengelilingi matahari disebut revolusi
2. Bumi juga berputar pada porosnya. Kondisi ini mengakibatkan matahari seolah bergerak bolak-balik di sekitar garis balik balik utara (23030 LU) dan garis balik selatan (23030’ LS). 


Fenomena inilah yang kemudian disebut gerak semu matahari, gerakan ini membuat :
1. adanya perbedaan panas matahari yang diterima permukaan Bumi. 
2. tempat-tempat yang berada pada lintang tinggi lebih sedikit menerima panas matahari daripada  tempat-tempat pada lintang rendah.

Berdasarkan perbedaan inilah terjadi klasifikasi iklim matahari menurut Supan dan Rubner. Posisi lintang Indonesia berada pada lintang 11015’ LS – 6008’ LU. Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Span dan RubnerIndonesia mempunyai iklim tropika yang mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan.
b. Pengaruh Tiupan Angin
Di wilayah Indonesia bertiup beberapa jenis angin. Ada yang bersifat lokal, ada pula yang bersifat regional atau dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Angin tersebut diantaranya angin muson barat dan angin muson timur.



1. Angin Musim (Muson) Barat (Desember – April)
Pada musim Barat pusat tekanan udara tinggi berekembang diatas benua Asia dan pusat tekanan udara rendah terjadi diatas benua Australia sehingga angin berhembus dari barat laut menuju Tenggara. Di Pulau Jawa angin ini dikenal sebagai Angin Muson Barat Laut. Musim Barat umumnya membawa curah hujan yang tinggi di Pulau Jawa. Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina Selatan. Karena melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di kepulauan Indonesia turunlah
hujan. Setiap bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.



2. Angin Musim (Muson) Timur (April - Oktober)
 Pada musim Timur pusat tekanan udara rendah yang terjadi diatas Benua Asia dan pusat tekanan udara tinggi diatas Benua Australia menyebabkan angin behembus dari Tenggara menuju Barat Laut. Di Pulau Jawa bertiup Angin Muson Tenggara. Selama musim Timur, Pulau Jawa biasanya mengalami kekeringan.


Indonesia sering menyebutnya sebagai musim kemarau. Di antara kedua musim, yaitu musim penghujan dan kemarau terdapat musim lain yang disebut Musim Pancaroba (Peralihan). Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau disebut musim kemareng, sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan disebut musim labuh. Adapun ciri-ciri musim pancaroba (peralihan), yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin tidak teratur, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan lebat.



3. Angin Musim Peralihan (Maret – Mei dan September – November)
 Periode Maret – Mei dikenal seagai musim Peralihan I atau Muson pancaroba awal tahun, sedangkan periode September – November disebt musim peralihan II atau musim pancaroba akhir tahun. Pada musim-musim Peralihan, matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi lemah dan arahnya tidak menentu.



4.Angin Lokal
 Angin ini bertiup setiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan angin gunung.Angin lokal dapat di jelaskan sebagai berikut :


a. Angin darat : angin yang berhembus dari darat ke laut, biasa terjadi malam hari dan sering di pergunakan nelayan untuk menangkap ikan.




b. Angin laut : angin yang berhembus dari laut ke darat, biasa terjadi pada siang hari dan saat bertiupnya angin laut, para nelayan pulang dari penangkapannya.




c. Angin lembah : Angin dari lembah, terjadi pada siang hari, terjadi karena tekanan udara di lembah lebih tinggi dari pada di puncak gunung.


d. Angin gunung : Angin dari gunung, terjadi pada malam hari, terjadi karena tekanan udara di lembah lebih rendah dari pada di puncak gunung, sehingga angin bertiup dari puncak gunung menuruni lereng menuju ke lembah.

geo 8 Letak astronomis

1. Letak Astronomis 
Secara astronomis, Indonesia terletak dari utara ke selatan antara 6°LU - 11°LS dan dari barat ke timur antara 95°BT - 141°BT.






2. Letak Geologis
a. Indonesia adalah bagian dari dua buah rangkaian pegunungan besar di dunia, yaitu Pegunungan Mediterania dan Pegunungan Sirkum Pasifik.
b. Indonesia terletak pada pertemuan lempeng litosfer, yaitu lempeng Indonesia- Australia yang bertumbukan dengan lempeng Asia.
c. Indonesia terletak pada 3 daerah Dangkalan, yaitu Dangkalan Sunda, Dangkalan Sahul dan Daerah laut pertengahan Australia Asiatis.




3. Letak Geografis
Indonesia diapit oleh 2 benua yaitu Benua Asia (barat laut) dan Benua Australia (Tenggara), serta diapit oleh 2 samudera yaitu Samudera Hindia (Barat, Selatan) dan Samudera Pasifik (Timur laut).
klik untuk perbesar

Perubahan Musim di Indonesia

Perubahan musim di Indonesia terjadi dari musim hujan dan musim kemarau dengan fenomena alam, sebagai berikut :
1.   Musim Hujan
Alat yang digunakan untuk mengukur curah hujan adalah fluviometer atau penakar hujan.

Menurut jenisnya tipe hujan terdiri dari tiga macam, yaitu sebagai berikut ini :

a.  Hujan Zenithal atau Hujan Konveksi
      adalah hujan yang terjadi karena udara permukaan yang naik akibat pemanasan Matahari menjadi lebih dingin dan mengembun kemudian turun menjadi hujan yang turun tegak lurus dan biasanya terjadi siang hari.


b.   Hujan Orografis atau Hujan Pegunungan
Hujan orografis adalah hujan yang terjadi di daerah lereng pegunungan.

c.  Hujan Frontal/Hujan Silikon
Hujan frontal adalah hujan yang terjadi karena pertemuan masa udara panas dengan masa udara dingin yang terangkat naik disertai angin berputar (siklon).

Musim hujan di Indonesia terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim hujan di Indonensia disebabkan oleh hembusan Angin Muson Barat yang bertiup dari Benua Asia yang bertekanan maksimum ke Benua Australia yeng bertekanan minimum.
Klik untuk perbesar

Di daerah-daerah yang hutannya gundul musim hujan sering mendatangkan bencana kebanjiran. Bencana ini menimbulkan dampak seperti banyak rumah penduduk terendam , bahkan tidak sedikit kehilangan harta dan nyawa penduduk yeng terkena musibah tersebut.


2.  Musim Kemarau

Musim kemarau di Indonesia terjadi pada bulan April sampai Oktober. Musin kemarau disebabkan oleh hembusan angin muson timur yang bertiup dari Benua Australia yang bertekanan maksimum ke Benua Asia yang bertekanan minimum. Hembusan angin ini sedikit membawa uap air sehingga Indonesia mengalami musim kemarau.




Musim kemarau yang panjang sering merugikan penduduk, khususnya bagi para petani dimana banyak lahan pertanian menjadi kering, ternak mati karena rumput menjadi kering. Bahkan sering terjadi kebakaran hutan terutama di Pulau Kalimantan dan Sumatera